Halo sobat Rifka Rizkiana tercinta! Kali ini kita akan membahas seputar penjelasan ahli agama soal cara ikhlas menurut islam. Penasaran bagaimana penjelasan materi ikhlas dari guru agama dan ahli agama? Yuk simak baik baik penjelasan guru agama soal ikhlas menurut islam berikut ini. Kita dapati manusia sejagad raya pada hari ini, apapun agama dan keyakinannya, berlomba-lomba mencari kebahagiaan. Tak banyak dari mereka yang berhasil mendapatkannya. Kalaupun ada, itu hanya sebentar saja, setelah itu berakhir dengan kesengsaraan yang berkepanjangan. Ini baru di dunia, belum lagi di akhirat kelak. Sesungguhnya tidak ada kehidupan dan kebahagiaan bagi hati manusia kecuali dengan ikhlas kepada Allah. Ikhlas adalah syarat diterimannya amal. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali yang diniatkan ikhlas kepada-Nya (An-Nawawi dalam Nuzhatul Muttaqin: 1/19).
"Barangsiapa yang ikhlas niatnya dalam suatu kebenaran meskipun itu atas dirinya sendiri maka Allah akan mencukupkannya dari manusia. Tetapi barang siapa yang memperbagus amal (untuk riya) maka Allah akan menampakkan keburukannya".
Pengertian ikhlas adalah memurnikan tujuan setiap ketaatan kepada Allah (Ahmad Farid dalam Tazkiyatun Nafs; Konsep Penyucian Jiwa Menurut Ulama Salafus Sholih, hal 11). Ada juga yang berpendapat bahwa ikhlas adalah memurnikan maksud dan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah dari hal-hal yang dapat mengotorinya. (Jamaludin Al-Qasimi dalam Tahdzib Mau'idhatul Mukminin, hal 427).
Namun, dapatkah kita ikhlas secara lahir batin? Bagaimana mungkin kita bisa ikhlas secara lahir dan batin kita? Simak penjelasannya berikut ini,
1. Berdoa
Berdoalah agar setiap amalan ikhlas karena Allah. Manusia memang tidak mudah lepas dari riya, pamer dan suka dipuji. Khalifah besar seperti Umar bin Khattab yang merupakan sabahat Rasul dan sudah dijanjikan surga kepadanya pun masih berdoa agar diikhlaskan dalam beramal.
"Ya Allah jadikanlah amalku saleh semuanya, jadikanlah amal tersebut ikhlas karena-Mu, dan janganlah Engkau jadikan amal tersebut (diniatkan) untuk seseorang meski sedikit pun".
2. Menyembunyikan Amal
Sembunyikanlah amal seperti engkau menyembunyikan keburukan. Bisyr bin Harits berkata, "Janganlah engkau beramal supaya dikenang. Sembunyikanlah kebaikanmu seperti kamu menyembunyikan keburukanmu".
Baca Juga : Resolusi Penulis 2020 : Cara Memperbanyak Amal Sholeh di Tahun 2020
3. Memperhatikan Orang-Orang yang Lebih Baik dalam Beramal
Janganlah memperhatikan amalan orang yang sezaman denganmu, yaitu orang yang berada di bawahmu dalam kebaikan. Tetapi, jadikanlah para nabi dan orang saleh terdahulu sebagai panutan. Bacalah biografi para ulama, ahli ibadah, dan zuhhad (orang yang zuhud), karena hal itu mampu untuk menambah keimanan di dalam hati.
4. Memandang Remeh Apa yang Telah Diamalkan
Terkadang, manusia terjebak dalam godaan setan, ia melakukan sedikit amal tetapi merasa kagum dengannya. Hal ini sebagaimana perkataan Sa'ad bin Jubair,
"Ada seseorang yang masuk surga karena kemaksiatan yang dilakukannya dan ada yang masuk neraka karena kebaikannya. Seseorang melakukan maksiat. Setelah itu ia takut dan cemas terhadap siksa Allah karena dosanya, kemudian menghadap Allah dan Allah mengampuninya karena rasa takutnya kepada-Nya. Seorang yang lain berbuat suatu kebaikan lalu ia senantiasa mengaguminya. Kemudian ia pun menghadap Allah dengan sikapnya itu maka Allah pun mencampakkannya ke dalam neraka".
5. Senantiasa Ingat Bahwa Surga dan Neraka Bukan Milik Manusia
Manusia tidak dapat memberikan manfaat maupun menimpakkan bencana kepada manusia. Manusia juga bukan pemilik surga dan neraka. Manusia tidak bisa memasukkan manusia lain ke surga dan mengeluarkan manusia lain keluar dari neraka. Lantas, untuk apalagi beramal demi manusia? agar dipuji atasan, agar disanjung mertua, atau agar datang simpati dari manusia lain?
6. Ingatlah Bahwa Engkau Akan Berada dalam Kubur Sendirian
Jiwa akan menjadi lebih baik tatkala ia ingat tempat kembali. Ia akan beralaskan tanah di kuburnya sendirian. Tidak ada yang menemani. Manusia tidak dapat meringankan siksa kuburnya. Seluruh urusannya berada di tangan Allah. Dengan mengingat semua ini, ia akan yakin bahwa tidak ada yang dapat menyelamatkannya kecuali dengan mengikhlaskan seluruh amalnya hanya kepada Allah Yang Maha Pencipta.
Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah untuk mengamalkan ilmu dengan disertai keikhlasan dalam mengamalkannya tersebut. Ingatlah bahwa hanya Allah yang dapat membolak-balikkan hati hamba-Nya.
Salam Penulis,
Sumber : Buku berjudul " Penyejuk Hati" karya Muhibburahman Abu Zafirah.
Sumber Gambar : Indonesiainside.id