Pengertian kalimat majemuk dalam novel adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa. Sederhananya, Kalimat majemuk dapat dipecah menjadi beberapa kalimat tunggal. (Namun, perlu sikap hati-hati karena secara satuan bahasa, klausa dan kalimat merupakan dua unit bahasa yang berbeda). Kalimat majemuk terbagi menjadi 2 jenis kalimat majemuk yaitu kalimat majemuk setara (koordinatif) dan bertingkat (subordinatif). Berikut ini cara penulisan kalimat majemuk dalam novel dan contoh kalimat majemuk.
A. Kalimat Majemuk Setara (Koordinatif)
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk dimana unsur atau bagian-bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain. Dalam penulisannya sendiri kalimat majemuk setara merupakan gabungan dari kalimat tunggal yang mempunyai makna sama atau setara.
Dalam kalimat majemuk setara kedudukan pola-pola kalimat sama tinggi, tidak ada pola kalimat yang menduduki satu fungsi dari kalimat yang lain.contoh: Alikha mendapatkan nilai bagus Karena ia memiliki otak yang cerdas.
1. Setara menggabungkan.
Dalam menyusun ini, kita bisa menggunakan kalimat penggabungan untuk menggabungan dua kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk. Kalimat penghubung yang bisa digunakan dalam hal ini adalah (dan, lagi, sesudah itu, karena itu)
Gavin membaca Alquran dan Gibran menghafal hadis.
Rain telah mempelajari secara mendalam ilmu ekonomi dan perbankan syariah, setelah itu ia mendirikan bank sendiri.
2. Setara memilih.
Pemilihan kata yang digunakan dalam pemilihan ini adalah kata atau.
Lebih baik kau pergi dari sini atau aku akan membencimu selamanya.
Lakukan sesuatu atau engkau akan menyesal selamanya.
3. Setara mempertentangkan. Kata tugas yang dipakai dalam hubungan ini adalah: tetapi, melainkan, hanya.
Bukan harta berlimpah yang ia inginkan, melainkan ketenangan hidup dalam keberkahan iman dan harta yang halal.
Ia tahu hal itu dosa, hanya setan laknatullah telah menguasai dirinya.
B. Kalimat Majemuk Bertingkat (Subordinatif)
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang hubungan pola-polanya tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi lebih tinggi dari pola lain. Bagian yang lebih tinggi disebut induk kalimat, bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. Dalam kalimat majemuk bertingkat ini berlaku hubungan induk kalimat dan anak kalimat.
Sesuai dengan fungsinya anak kalimat dapat dibagi atas:
1. Anak kalimat yang menduduki fungsi inti (subjek atau predikat)
Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu telah meninggal dunia sehari yang lalu. Yang harus menyelesaikan pekerjaan itu adalah anak kalimat yang menduduki fungsi sebagai subjek.
2. Anak kalimat yang menduduki fungsi tambahan
a. Sebagai pelengkap
Ia tidak mengetahui bahwa kami telah pergi meninggalkan Kampung Banda Gadang selama-lamanya.
PT Yura Islami Internasional telah menganugerahkan sepuluh ribu rumah kepada para fakir miskin yang telah terbukti dan teruji menjalani hidup dalam kejujuran dan keimanan.
b. Sebagai keterangan
Ibrahim telah merobohkan seluruh patung yang telah dijadikan sembahan oleh kaumnya.
Rasulullah Muhammad SAW tak pernah berhenti meminta kepada Allah agar umatnya diselamatkan dari berbagai fitnah yang membinasakan iman mereka.
Kadang perluasan kalimat terjadi sedemikian rupa sehingga rangkaian hubungan itu sangat kompleks. Ada pola kalimat dalam satuan yang kompleks itu yang menduduki fungsi lebih rendah dari anak kalimat. Bagian ini disebut cucu kalimat.
Contoh
Sepanjang jalan itu telah ditanam pepohonan yang rindang yang dapat memberi keteduhan pada orang-orang desa yang setiap hari berjalan kaki pulang pergi ke kota.